Ucapan doa terus mengalir untuk kesembuhan Ibnu Umair Ibrahim, remaja penderita Tumor Abdomen di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Remaja kelahiran 2003 itu didiagnosa mengidap penyakit Tumor Abdomen sejak setahun terakhir. Ia bahkan sudah dua kali mengalami operasi guna menghilangkan cairan yang terus menerus membuat perut dan kakinya membesar.
Pada operasi pertama bulan Januari 2023, Ibnu Umair Ibrahim mengaku mendapati cairan di dalam tubuhnya semakin hari berkurang, hingga bentuk badannya yang membesar terlihat mengecil.
“Iya sudah kecil,” ujar remaja periang tersebut pada Tim PaluPoso.
Namun, pada saat Ibnu Umair Ibrahim beristirahat sendiri di rumah dengan selang drain masih menempel di perutnya guna mengalirkan cairan dari dalam luka operasi ke luar agar tidak terkumpul di dalam. Ia, tiba-tiba dikagetkan dengan keberadaan kadal yang tepat berada di sampingnya hingga membuat selang drain tercabut dari perutnya.
Teriakan Ibnu Umair Ibrahim saat itu pun membuat kaget keluarganya dan sesegera membawa Ibnu Umair Ibrahim ke Rumah Sakit Undata Palu untuk mendapatkan perawatan.
“Operasi kedua ini, lubang selang tadi dijahit sehingga cairan yang tadinya bisa keluar, sekarang tertutup kembali. Sehingga kembali membesar seperti sekarang,” terang Ibnu Umair Ibrahim.
Sejak mengalami pembekakan pada bagian perut hingga ke kaki, Ibnu Umair Ibrahim mengaku kesulitan berbaring saat tidur.
Sehingga untuk mengurangi rasa sakit dan ngantuknya, terpaksa Ibnu Umair Ibrahim tidur dengan cara duduk atau bersandar didinding.
“Begini (sembari menunjukan posisi tidurnya, persis seperti ia duduk sekarang,red),” ungkapnya.
Perjuangan Keluarga Ibnu Umair Ibrahim
Telah berbagai cara dilakukan oleh orang tua Ibnu Umair Ibrahim, tetapi semuanya tidak membuahkan hasil.
Dokter pun yang menanganinya nyaris menyerah, dan menyarankan orang tua untuk merujuk Ibnu Umair Ibrahim ke Makassar. Agar remaja 20 tahun itu mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Mendapat kabar tersebut, sang ayah bernama Ibrahim Puna (50), yang sehari-hari menjaga depot air ini mengaku kewalahan mencari biaya tambahan berobat anaknya ke Makassar.
Kemudian Ibrahim curhat ke beberapa rekannya, sehingga muncul ide untuk melakukan penggalangan dana.
Sementara sang suami mencari biaya tambahan untuk berobat Ibnu Umair Ibrahim ke Makassar. Istri bernama Hasna (47), dengan tulus merawat dan menjaga Ibnu Umair Ibrahim di rumah.
Ibu Hasna memenuhi segala kebutuhan Ibnu Umair Ibrahim selama menjalani perawatan di rumah, bahkan saat anaknya ingin BAK dan BAB, ibu Hasna dengan sigap membopong anak sulungnya itu ke toilet.
Padahal, jika dilihat secara sepintas, tubuh Ibnu Umair Ibrahim yang mengidap Tumor Abdomen ini lebih besar dari sang ibu.
Tetapi, dengan kasih sayang sang ibu tidak pernah mengeluh tentang merawat Ibnu Umair Ibrahim.
Ungkapan ‘Kasih ibu sepanjang masa’ dapat di lihat dari sosok Hasna, perempuan kelahiran 1975 Sidrap tersebut.
Tidak kalah berjuang dari kedua orang tuanya, kaka sulung bernama Moh Rijal Fahrudin Ibrahim membantu perekonomian keluarga dengan menjadi tukang ojek online.
Sedangkan Fadilah Amalia Ibrahim, kaka kedua Ibnu Umair Ibrahim itu sedang menjalani masa studi perkuliahan di Universitas Tadulako, Jurusan Perikanan.
Selanjutnya, kakak ketiga Ibnu Umair Ibrahim bernama Nurul Azizah Ibrahim yang sudah menamatkan bangku perkuliahan di Universitas Islam Negeri Datokarama Palu, saat ini usaha kecil-kecilan dari kerajinan tangan dan menjajakannya melalui media sosial sembari mencari lowongan kerja.
Titik Terang Kesembuhan Ibnu Umair Ibrahim
Keluarga melakukan segalanya untuk mengumpulkan donasi biaya berobat Ibnu Umair Ibrahim ke Makassar, beberapa orang mencoba mempertemukan pihak keluarga dengan LSM hingga yayasan. Namun, donasi yang terkumpul belum mencukupi biaya Ibnu Umair Ibrahim pergi ke Makassar.
Hingga pada akhirnya, relawan dari NGO Nusantara Jaya Filantropi Resky Wahyuni, menemukan pamflet berisikan donasi untuk Ibnu Umair Ibrahim di sebuah grup WhatsApp.
Merasa tersentuh, Resky Wahyuni mencoba menghubungi orang tua Ibnu Umair Ibrahim untuk memberikan bantuan agar sang anak bisa dirujuk ke Makassar untuk membawa mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Setelah bertemu dengan mendengarkan apa saja keperluan yang dibutuhkan dari keberangkatan hingga tiba di Makassar.
Resky Wahyuni mencoba menghubungi beberapa kenalannya di relawan untuk membantu Ibnu Umair Ibrahim.
Tidak membutuhkan waktu lama, sekitar lima hari sejak pertemuan pertama, seluruh persiapan telah rampung dilakukan untuk keberangkatan Ibnu Umair Ibrahim ke Makassar.
Hingga pada H-1 keberangkatan, Wali Kota Palu Hadianto Rasyid datang mengunjungi Ibnu Umair Ibrahim dan memberikan beberapa bantuan seperti percepatan pembuatan KTP hingga uang tunai.
“Kalau ada masyarakat yang butuh bantuan, kita pasti bantu semaksimal mungkin. Kalau bisa kita bantu, akan kita bantu, kalau kita bantu orang kita akan dibalas dengan Allah di surga, apalagi kami pemerintah yang sudah diberikan amanat membantu masyarakat,” kata Hadianto Rasyid.
Ucapan Terima Kasih Ibnu Umair Ibrahim
Mengetahui dirinya akan segera dirujuk ke Makassar, raut wajah cerita kembali terpampang jelas ditampilkan Ibnu Umair Ibrahim. Semangat untuk sembuh kembali membara di dalam diri remaja 20 tahun tersebut.
Tak pelak, ia dengan segenap keluarga mengucapkan terima kasih kepada seluruh lembaga maupun individual yang telah membantunya untuk bisa melanjutkan perawatan ke Makassar.
“Terima kasih kepada Yayasan Sinergi Bersama, LKKI, IZI, Solidaritas Miando Peduli, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Kelurahan Donggala Kodi, Yayasan Kartini Peduli Kemanusiaan, Yayasan Saling Peduli Umat, Hipmi Parigi Moutong, PT Borobudur, Lembaga Kedokteran Mahasiswa Islam, dr. Agung Rusdiansyah sebagai direktur eksekutif LKMI HMI Cabang Palu, dr. Achmad Syuaib Mahfud Dokter pendamping LKMI,” ucap Ibnu Umair Ibrahim.
Selama menjalani sakitnya, Ibnu Umair Ibrahim menciptakan puisi yang cukup menyentuh hati.
SAKITMU ADALAH SAKITKU
Karangan Ibnu Umair Ibrahim
Ya Allah.. ….Ya Tuhanku……
Ridhoilah kehidupanku….
Aku habiskan tenagaku…
Aku habiskan fikirku….
Aku habiskan waktuku….
Bahkan badanku ikut habis karna sakit tumorku….
Ya Allah…. Ya Tuhan ku….
Dengan Ridhomu Ya Allah…
Sembuhkalah aku…
Sehatkanlah aku…
Panjangkanlah umurku..
Kuatkanlan aku menahan
Sakit di luar kemampuanku
Yang mana aku masih kecil
Kuatkanlah aku menahan
Nyerinya sakit tumor ini…
Agar orang orang tuaku
Senang..
Agar kakak kakaku senag
Agar semua relawan
Senang melihatku….
Ya Allah….. Ya Tuhanku….
Ampunilah dosa dosaku
Ampunilah dosa kedua orang tuaku.. Umi….. Yang selama ini merawatku… Menjagaku bh siang malam jangan sedih
Umi jangan menangis umair akan sembuh….
Ya Allah…. Ya Tuhanku
Sakitku ini adalah sakitnya
Umiku juga..
*(Tim PaluPoso)