5 tahun lalu, tepatnya 28 September 2018, merupakan sejarah yang tak pernah dilupakan warga Kota Palu. Saat itu, gempa bumi dahsyat mengguncang kota ini. Sekitar 4.340 orang tewas dan ribuan lainnya kehilangan rumah dan mata pencaharian mereka pada saat likuefaksi dan tsunami melanda.
Namun, meskipun mengenang tragedi tersebut, Kota Palu telah menunjukkan semangat perubahan yang luar biasa.
Dalam mengenang peristiwa tragis tersebut, Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, bersama dengan seluruh jajaran Pemerintah Kota Palu, melakukan ziarah dan penaburan bunga di lokasi-lokasi yang paling terdampak oleh bencana alam tersebut.
Pada Kamis pagi, 28 September 2023, Wali Kota Palu, memulai kegiatan Salat Subuh berjemaah serta zikir di halaman kantor Wali Kota Palu, Jalan Balaikota, Kelurahan Tanamodindi, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu.
Setelah itu, Wali Kota Palu beserta jajaran Pemerintah Kota Palu melakukan kunjungan ke beberapa lokasi bersejarah, termasuk Pantai Talise yang merupakan titik paling terdampak oleh tsunami, serta daerah Balaroa dan Petobo yang mengalami likuefaksi. Mereka juga mengunjungi pemakaman massal korban bencana alam di Kelurahan Poboya.
Tindakan ini bukan hanya sebagai penghormatan kepada para korban, tetapi juga sebagai langkah maju menuju masa depan yang lebih baik. Kota Palu telah berkomitmen untuk membangun kembali, meningkatkan mitigasi bencana, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Wali Kota Hadianto menyampaikan keyakinannya bahwa korban-korban bencana tersebut meninggal dalam keadaan Syahid, dan berharap mereka akan mendapatkan tempat yang mulia di Surga. Selain sebagai penghormatan kepada korban, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengingatkan warga akan potensi bencana alam di Kota Palu.
“Perjalanan ini mengingatkan kita untuk selalu waspada dan siaga, serta menyiapkan diri sebaik-baiknya,” ungkap Hadianto, mengenang 5 tahun tsunami Palu.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Palu juga mengungkapkan bahwa proses pemulihan pascabencana alam gempa, likuefaksi, dan tsunami di Kota Palu telah berjalan dengan baik. Pemerintah pusat, melalui Kementerian PUPR, bertanggung jawab atas rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah Pasigala, khususnya Kota Palu, dengan target penyelesaian seluruh pekerjaan pada Maret 2024.
“Semoga semua terlaksana dengan baik, dan pekerjaan itu bisa tuntas di tahun 2024,” ujarnya dengan harapan.