Pagi yang cerah di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah mendadak terusik karena dirundung gempabumi secara beruntun.
Menurut data rilis dari BMKG Stasiun Geofisika Palu, tercatat sampai pukul 18.00 Wita, sebanyak 36 kali gempabumi dengan skala magnitudo bervariasi terasa di negeri 1000 megalith tersebut.
Akibat gempabumi yang terus menerus terjadi membuat warga panik, hingga anak sekolah di pulangkan lebih cepat.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo 5,5 skala richter dengan episenter terletak pada koordinat 1,57° LS ; 120,26° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 46 km Tenggara Sigi, Sulawesi Tengah pada kedalaman 10 km.
“Jenis dan mekanisme gempabumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif,” ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Palu Sujabar.
Lebih lanjut, Sujabar menyebutkan, dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa, gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Akibatnya beberapa daerah ikut merasakan getaran gempabumi tersebut, diantaranya Kota Palu, Sigi, Tolitoli, Buol, Morowali Utara, Mamuju, Ampana, Wakai, Kepulauan Togean, Pasangkayu, Malili, Majene, Masamba, Polewali Mandar hingga Mamuju Tengah.
“Beberapa daerah juga merasakannya dengan skala intensitas II hingga IV. Ada yang terasa seperti getaran seakan akan truk berlalu sampai benda-benda ringan yang digantung bergoyang,” ungkapnya.
Meski begitu, Sujabar memastikan, bahwa gempabumi beruntun yang terjadi di Poso menunjukkan tidak berpotensi tsunami.
Ia juga mengimbau masyarakat, agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” pesan Sujabar.