Festival Media ke-2 tahun 2023 di Taman Gor Palu menggelar dialog Pengembangan Energi Baru Terbarukan pada hari kedua, Senin 11 Desember 2023. Salah satu fokus pembicaraan dalam dialog ini adalah peran media dalam mengangkat isu transisi energi di Indonesia.
Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Tengah (Sulteng), Mohammad Iqbal, menekankan bahwa meskipun media memiliki peran penting sebagai ujung tombak dalam memperkenalkan transisi energi kepada masyarakat, faktanya isu energi baru terbarukan belum menjadi fokus utama media dalam publikasinya.
“Sesuai dengan fungsinya untuk mengedukasi masyarakat, medianya juga memiliki tugas penting untuk memberi pemahaman yang luas dan benar tentang transisi energi ke tengah publik,” ujar Iqbal sebagai narasumber dialog.
Ia menambahkan bahwa berdasarkan data yang dikumpulkan oleh AMSI, masih sedikit media di Indonesia, termasuk di Sulawesi Tengah, yang secara khusus fokus pada isu transisi energi. Iqbal berpendapat bahwa isu ini perlu mendapat perhatian lebih karena memiliki dampak penting terhadap upaya dekarbonisasi sistem energi di Indonesia.
Baca Juga: Festival Media 2: Fokus Lingkungan dan Energi Terbarukan
“Ke depan media perlu secara masif menyuarakan isu transisi energi. Transisi energi bukan hanya menjadi isu nasional, namun sudah dikampanyekan secara global,” tandasnya.
Dalam konteks kebutuhan listrik Indonesia, disebutkan bahwa pada 2021, konsumsi listrik mencapai 255,1 Terra Watt Hour (TWH). Namun, diperkirakan bahwa kebutuhan listrik pada 2060 dapat mencapai 1.885 TWH atau lebih dari 6 kali lipat dari kebutuhan saat ini.
Pemerintah merespon dengan mempercepat program penambahan pembangkit listrik baru, dengan target membangun pembangkit listrik hingga kapasitas 41 ribu Megawatt pada 2030. Upaya ini sejalan dengan penekanan pada potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mengurangi emisi karbon.
Namun, dalam fokus pengembangan teknologi EBT, masih terdapat permasalahan terkait pendanaan dan harga jualnya. Salah satu contoh adalah mahalnya penerapan energi bersih, seperti teknologi panel surya, yang menurut analisa PLN mencapai US$4 sen/KWH. Begitu juga dengan harga baterai yang masih tinggi, mencapai US$13 sen/KWH.
“Kami berharap media dapat menjadi mitra dalam mengatasi permasalahan ini dengan menyuarakan isu transisi energi secara lebih mendalam,” tutup Iqbal. *(Tim)
Follow Berita PaluPoso di Google News