Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan turut menyemarakkan perayaan Hari Ulang Tahun ke-61 Provinsi Sulawesi Tengah di Kota Palu, Senin malam, 14 April 2025. Lewat penampilan Tomini Fashion Carnival, Sanggar Achaswara, dan LPSB Kailinesia, rombongan Parigi Moutong tampil mencolok di ajang Karnaval Budaya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Parigi Moutong, Ninong Pandake, mengatakan tahun ini Parigi Moutong kembali hadir dengan konsep yang mengangkat tema “Harmoni Parigi Moutong dalam Bingkai Keberagaman.” Tema tersebut menjadi kelanjutan dari prestasi tahun lalu, ketika Parigi Moutong keluar sebagai juara pertama dalam parade serupa.
Kehadiran Parimo tidak sekadar memamerkan busana dan tarian, tetapi juga membawa tafsir artistik atas nilai-nilai tradisional. Spirit ritual Vunja, sebuah tradisi syukur atas kesuburan tanah Kaili, diterjemahkan ke dalam koreografi tari khas daerah. Tarian tersebut dibalut dalam warna-warni adat dan diiringi denting Kakula nu Ada, alat musik tradisional suku Kaili yang menghipnotis.
Kekayaan kuliner pun mendapat panggung tersendiri. Lewat peragaan Tomini Fashion Carnival, ditampilkan ikon-ikon gastronomi lokal seperti durian dan lalampa, dikemas dalam desain busana yang memadukan kelezatan dan estetika. Sementara itu, nilai toleransi beragama dihadirkan dalam simbol genggaman tangan para pemuka agama, sebagai wujud kedamaian yang menyelimuti Bumi Songu Lara.
Karnaval Budaya kali ini menjadi bagian penting dari rangkaian peringatan HUT Provinsi Sulawesi Tengah. Acara tersebut melibatkan 23 komunitas lintas etnis, organisasi perangkat daerah (OPD), hingga perwakilan sektor perbankan.
Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, terutama Dinas Kebudayaan Provinsi. Meski digelar di tengah efisiensi anggaran, perayaan tetap berlangsung meriah dan sarat makna.
“Ini adalah bentuk komitmen kita dalam merawat dan melestarikan seni budaya daerah,” ujar Anwar.
Ia berharap ke depan Karnaval Budaya Sulawesi Tengah dapat naik kelas menjadi ajang berskala nasional.
“Kita ingin ini menjadi panggung Nusantara, tempat bertemunya ragam budaya dari seluruh penjuru Indonesia,” katanya. **(Adv)