Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menggelar aksi bersih sampah di bulan Ramadan 1444 hijriah.
Koordinator Comdev/CSR Departemen External PT IMIP, Raden Tommy Adi Prayogo mengatakan, kegiatan ini sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, utamanya penanggulangan sampah.
Lanjutnya, aksi bersih ini juga bertujuan agar masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan lebih nyaman.
Apalagi, timbulan sampah di titik aksi (Desa Labota), cukup memprihantinkan, bahkan sudah hampir menutupi badan jalan.
“Aksi bersih-bersih ini digelar selama dua hari yaitu sejak tanggal 10 sampai 11 April 2023 di Desa Labota, Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah,” ungkap Raden Tommy Adi Prayogo.
Raden Tommy Adi Prayogo menegaskan, perusahaan selalu berupaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik lagi.
Hal ini sejalan dengan pemikiran semua orang, yaitu mendukung prinsip penanganan sampah yang cerdas dan berkesinambungan untuk menjamin masa depan yang bersih dan lebih baik lagi.
Aksi bersih-bersih ini, kata Raden Tommy Adi Prayogo tidak hanya pada momentum Ramadan saja.
Hampir setiap momen WCD dan HPSN, PT IMIP bersama-sama dengan komunitas masyarakat dan pemerintah setempat melakukan aksi bersih sehari.
“Selain itu, memberikan edukasi tentang pentingnya mengelola sampah kepada ibu-ibu PKK di desa-desa,” beber Raden Tommy Adi Prayogo.
“Pada prinsipnya, semua pihak hari bekerja sama. Perusahaan juga begitu. Apa yang bisa kita kerjakan, kita kerjakan dan tetap berkoordinasi dengan pemerintah. Apalagi yang kami lakukan ini adalah bagian dari dukungan perusahaan terhadap program pemerintah dibidang lingkungan,” sambung Raden Tommy Adi Prayogo.
Sementara itu, salah satu warga Desa Labota, Khaidir mengatakan, tindakan yang dilakukan oleh perusahan sangat positif.
Selain mengurangi polusi udara akibat bau yang ditimbulkan dari sampah ini, juga membuat sampah-sampah ini tidak berserakan lagi. Utamanya di pinggiran jalan Trans-Sulawesi.
“Masyarakat banyak yang bersikap masa bodoh. Buang sampah dipinggiran jalan. Tidak peduli sampah darimana dibuangnya kemana. Ditambah lagi pemerintah desa yang hanya sebulan sekali saja mereka angkut sampah ini makanya semakin menumpuk. Kita berharap supaya pemerintah bisa tingkatkan lagi armada pengangkut dan anggotanya,” jelas Khaidir pemilik Bengkel Khaidir di Desa Labota.
Senada dengan warganya, Camat Bahodopi, Tahir mengatakan, timbulan sampah yang terdapat di Desa Labota dapat dikatakan sudah sangat memprihatinkan.
Bahkan hampir di sepanjang jalan Trans-Sulawesi.
Meski faktanya bahwa, melalui BumDes Labota sampah itu diangkut yang kemudian dibawa ke TPS yang ada di Desa Bahomakmur.
“Memang butuh perhatian dari kita semua. Utamanya perhatian dari pemerintah, bagaimana problem ini bisa ditangani di masa-masa yang akan datang. Artinya bahwa, bukan hanya mengangkutnya kemudian menumpuknya kembali di tempat yang berbeda. Tetapi, solusi jangka panjang dalam penanganan sampah sehingga tidak menjadi penumpukan di beberapa tempat,” jelas Tahir.
Bagi Tahir, penanganan sampah di wilayah Bahodopi, belum seperti yang diharapkan. Sejauh ini, yang dilakukan hanyalah mengumpulkan atau membersihkan lokasi-lokasi yang terdapat penumpukan sampah.
Belum masuk dalam tahap pengelolaan sampah terpadu. Kedepannya, kata Tahir, mesti ada sinkronisasi program dari OPD-OPD teknis.
Misalnya, pengadaan bak sampah, unit mobil, untuk menunjang BumDes menganani sampah di wilayahnya.
“Kemudian kita butuh TPA yang representatif yang bisa menampung limbah rumah tangga masyarakat Bahodopi ini. Sekarang direncanakan bahwa, Pemda melalui DLHK Morowali sudah ada rencanan pembangunan TPA di masa mendatang. Lokasinya di Desa Bahodopi dengan luasan lahan sekitar 20 hektar,” pungkas Tahir.